Oleh : Azizi
JTIZEN.COM – Organisasi mahasiswa (Ormawa) di FKIP Unja melaksanakan sosialisasi “dengar pendapat” yang di fasilitasi oleh BEM FKIP melalui surat undangan yang diberikan kepada Ormawa di FKIP untuk membahas tentang mekanisme pelaksanaan pemilihan BEM Unja yang di pimpin oleh Ulva Istiqomah selaku Plt BEM FKIP pada Jumat, 31/1/2025 pukul 09.00 WIB bertempat di Masjid FKIP Unja.
Dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut, mayoritas Ormawa di FKIP menolak mekanisme Kongres dalam pelaksanaan pemilihan ketua BEM Unja.
Hasil pertemuan BEM fakultas di Universitas, di hadiri oleh seluruh BEM fakultas di Unja, dengan sistem voting untuk meraih kesepakatan pemilihan BEM Universitas dengan mekanisme Kongres,” Ujar Ulva Istiqomah.
Dalam penyampaian tersebut terdapat pro-kontra terhadap keputusan yang disampaikan oleh Plt BEM FKIP.
“Kami dari BEM FKIP Unja telah melaksanakan sosialisasi kepada Ormawa di FKIP, baik Hima maupun OK,” tambah Ulva.
Dari 28 Ormawa, terdapat 19 Ormawa yang menghadiri dalam pertemuan tersebut. Ada 13 Ormawa yang menolak mekanisme Kongres dan 6 Ormawa yang menyetujui mekanisme Kongres.
“Tentu kami sangat menghargai keputusan tersebut, dan akan disampaikan ke pihak tim fasilitator Pemira Unja dan pihak terkait. Dan kita harus menghargai keputusan teman-teman dari perwakilan Ormawa sebagai bentuk transparansi dan bentuk kita telah melaksanakan tugas sosialisasi dengar pendapat yang diperintahkan tim fasilitator,” ujar Rahmad Azizi, Sekretaris Jenderal BEM FKIP Unja.
Dari forum sosialisasi yang dilaksanakan, semua perwakilan Ormawa memberikan pendapat mereka terkait mekanisme kongres tanpa intervensi dari pihak manapun. Hal ini disampaikan oleh Azizi di depan teman-teman Ormawa di dalam forum.
“Kita harus sama-sama menghargai setiap pendapat mahasiswa agar tercipta Pemira yang demokratis dan melahirkan sosok pemimpin yang memiliki legitimasi yang kuat. Jangan sampai kita mencederai proses ini agar kedepan BEM Fakultas maupun BEM Universitas mendapat kepercayaan dari teman-teman Mahasiswa. Tentu, kami mendengar pendapat tersebut, dan jangan sampai ada upaya intervensi oleh pihak lain bahkan pihak birokrat, karena kita harus saling menghargai setiap keputusan,” tambah Azizi.