Konflik Lahan Jadi Persoalan Yang Paling Banyak Terjadi di Provinsi Jambi

Istimewa

Bagikan

Jtizen, Jambi – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jambi mengungkapkan bahwa konflik yang paling banyak terjadi di masyarakat adalah mengenai lahan.

Hal ini berdasarkan rekapitulasi pemetaan daerah yang dilakukan oleh pansus yang dibentuk DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Kesbangpol di setiap daerah.

“Konflik yang paling banyak terjadi di masyarakat adalah masalah lahan. Kita melakukan pemetaan berdasarkan panitia khusus (Pansus) yang dibentuk DPRD Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota melalui koordinasi Kesbangpol daerah masing-masing,” ujar Kepala Bidang Penanganan Konflik Kesbangpol Qamaruz Zaman, Kamis, (24/11/2022).

Kesbangpol mengungkapkan bahwa jumlah kasus lahan tersebut paling banyak terjadi ditemukan di Kabupaten Tebo.

“Kasus tersebut tersebar di Kabupaten/Kota, Tebo dengan 87 konflik, Merangin 9 konflik, Batanghari 13 konflik, Muarojambi 25 konflik, Sungai Penuh 4 konflik, Muaro Bungo 9 konflik, Sarolangun 9 konflik, Tanjung Jabung Timur 11 konflik, Kerinci 15 konflik dan Tanjung Jabung Barat 20 konflik,” jelas Qamaruz Zaman.

Selain konflik lahan tersebut, terdapat 21 sosial konflik dari Pansus, sektor perkebunan ada 131 kasus konflik, sektor kehutanan ada 46 konflik, sektor pertambangan ada 40 konflik, sektor industri dan ekonomi 14 konflik dan sektor administrasi ada 31 konflik wilayah, sektor satwa 6 konflik dan sara ada 2 konflik.

“Konflik terdata ini, ada yang sudah terjadi sejak lama dan belum terselesaikan hingga tahun 2022,” tutupnya.

Baca Juga