Kebangkitan Politik Keluarga Nurdin Hamzah Lewat Diza Aljosha Hazrin

Bagikan

Dr. Ir. Armen Mara,M.Si
(Dosen Universitas Jambi)

Saya bukan teman dekat ZN (Zulkifli Nurdin), bahkan semasa muda dia jauh lebih senior dari pada saya. Namun, saya sempat mengenal beliau lebih dekat ketika saya menjadi Staf Ahli Gubernur ZN Periode 1999-2004, waktu itu Staf Ahli Gubernur berkantor di Kantor Bappeda Provinsi Jambi tetapi kegiatan-kegiatan diskusi dengan beliau selalu diadakan di Rumah Dinasnya.

Gerakan politik Keluarga NH (Nurdin Hamzah) yang sebelum nya dikenal sebagai Keluarga Pedagang, dimulai oleh ZN (Zulkifli Nurdin). Orang tua beliau NH tidak berkiprah dalam politik tetapi dikenal sebagai pedagang kaya yang sangat dermawan.
Walau pertama kali terjun ke politik, ZN (anak dari Nurdin Hamzah) tidak mau tanggung-tanggung, langsung maju sebagai calon Gubernur Jambi. Kok bisa?

Pada hal setahu saya ZN tidak terbilang orang yang sukses dalam masyarakat, baik sebagai pedagang maupun dalam Ormas atau pun Orsos. Lalu kenapa ZN bisa lolos menjadi Calon Gubernur? Tentu saja bukan karena bapak nya orang terkaya dan dermawan di Jambi melainkan karena pergaulan ZN itu sendiri yang memang sangat luas.

Beliau terkenal rendah hati, ramah, tidak pilih kawan, peduli pada orang-orang yang ekonominya lemah, dan seperti bapaknya seorang dermawan. Dengan demikian ZN dikenal hampir oleh semua orang, tidak hanya di Kota Jambi melainkan juga di kabupaten-kabupaten.

Jadi ZN itu terpilih menjadi Gubernur pada tahun 1999 bukan hanya karena faktor Sistem Pemilihan yang pada waktu itu masih di DPRD sehingga diperkirakan mudah melakukan lobi-lobi dari anggota ke anggota dan bukan pula karena figure bapaknya yang kaya raya dan dermawan melainkan karena faktor dirinya sendiri yang pintar memanfaatkan nama baik bapaknya Nurdin Hamzah.

Kemenangan yang diperoleh ZN pada periode ke 2 yang dilaksanakan melalui pemilihan langsung menambah bukti lagi bahwa popularitasnya dan kecintaan nya terhadap penduduk Provinsi Jambi itu lah yang menyebabkannya melenggang maju ke kursi Gubernur Jambi pada periode ke 2 tahun 2005-2010.

Selanjutnya bisa disimpulkan bahwa NH (bapaknya ZN) berhasil mengharumkan nama keluarga melalui kesuksesannya sebagai pedagang yang dermawan dan kepeduliannya terhadap masyarakat Jambi. Sedangkan ZN berhasil mengharumkan nama baik keluarga melalui perjuangannya di bidang politik.

Keberhasilan ZN membangun citra keluarga di bidang politik dengan mulus dinikmati oleh generasi berikutnya ZZ (Zumi Zola) anak dari ZN dan cucu dari NH. ZZ dengan mudah memenangkan pemilihan Bupati/Wakil Bupati di Tanjabtim (periode 2011-2015).

Sukses memenangkan ini bukan pula semata-mata karena popularitas ZZ sendiri sebagai artis melainkan lebih karena faktor nama baik bpk nya ZN. Kemudian ZZ juga melenggang maju ke kursi Gubernur Jambi Periode 2016-2018 juga karena dikaitkan dengan nama baik bapaknya.

Namun, perjalanan tak selalu mulus, karir dalam politik pun tidak selalu sukses. Selalu saja ada liku liku dalam mencapainya. ZZ tersandung kasus korupsi dan setelah itu langkah keluarga NH dalam bidang politik seakan-akan terjun payung atau katakan lah terpuruk. Bahkan lawan-lawan politiknya mungkin menganggap telah berakhir.

Tahun 2024 ini muncul generasi baru dari keluarga NH yaitu DA (Diza Aljhosa Hazrin) juga merupakan generasi ke 3 dari NH yaitu keponakan dari ZN. Seperti mau membangkit betung terandam.

DA memulai karir politiknya sebagai Calon Wawako Kota Jambi, berpasangan dengan Maulana dan disebut-sebut sudah dapat perahu nya. Kita sebutlah awal kebangkitan keluarga NH dalam bidang politik. DA tentu diuntungkan karena adanya popularitas Maulana yang sebelumnya Wawako Kota Jambi.

Untuk DA (Diza Aljhosa Hazrin) yang masih muda, tentu saja masih panjang waktu untuk mengembangkan diri, untuk belajar lebih banyak. Belajarnya kemana? “Mencontoh sama yang sudah, bertuah sama yang menang”. ZN adalah contoh baik yang baik, sukses dalam karir dan tak pernah tersandung.

Beliau terkenal rendah hati, ramah, tidak pilih kawan, peduli pada orang-orang yang ekonominya lemah, dan seperti bapaknya dia adalah seorang dermawan. Beliau tidak angkuh, mau mengakui kelemahannya, dan tak segan-segan bertanya atau pun belajar pada siapa pun. Semoga Bermanfaat!

Baca Juga