Pengamat Politik Jambi Ungkap Figur Yang Bisa Menjadi Kuda Hitam Pada Pilgub 2024

Anil Hakim/jtizen.com

Bagikan

Jtizen, Jambi – KPU RI secara resmi telah mengumumkan pembukaan pendaftaran partai politik yang akan berkontestasi pada pemilu 2024 nanti. Walaupun Pemilu 2024 masih terbilang cukup lama, yakni masih menyisakan waktu sekitar satu setengah tahun lagi.

Kendati demikian, baik partai politik maupun kader serta tokoh politik, telah bergerilya dalam menjalankan strategi demi merebut kemenangan pada 2024 nanti.

Di Provinsi Jambi sendiri jika dilihat hari ini telah ada dua nama yang santer dikabarkan akan maju pada perhelatan Pilgub mendatang, dua nama tersebut yaitu sang petahana yang sedang menjabat sebagai Gubernur Jambi, Al Haris serta Walikota Jambi dua periode Syarif Fasha. Terlihat dalam beberapa kesempatan sosok Fasha tampil di hadapan publik berdampingan dengan Gubernur Jambi Al Haris.

Pengamat Politik Universitas Jambi, Dori Efendi mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar, mengingat kesempatan Fasha untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Jambi sudah habis dan keinginan yang wajar untuk naik level.

“Fasha itu kalo hari ini dia masih menjabat sebagai Walikota, tetapi kedepan dia tidak bisa mencalonkan diri lagi karena dia sudah dua periode dan wajar kalo Maulana diberikan panggung untuk mengurus kota ini,” kata Dori Efendi, saat diwawancarai, Jumat, (5/8/2022).

Namun menurutnya, walaupun niat sang Walikota untuk maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jambi telah nampak pada 2020 lalu, ia menilai apakah Fasha akan maju pada Pilgub nanti hal tersebut baru dapat terlihat usai pileg 2024 nanti.

“Anggota Partai hari ini wajib mencalonkan diri di legislatif untuk mengejar suara Partai dulu karena ada ambang batas. Partai itu mendorong untuk seluruh kader Partai maju ke legislatif. Kalo Fasha itu berhasil mendudukkan Nasdem 8 kursi untuk DPRD Provinsi artinya dia PD (Percaya Diri, red) untuk maju Gubernur nanti,” ujarnya.

Sementara itu, saat disinggung mengenai kemungkinan calon yang akan muncul diluar dua nama tersebut, akademisi jebolan kampus ternama di Negeri Jiran tersebut mengungkapkan bahwa sesungguhnya ada satu nama yang akan menjadi kuda hitam pada Pilgub mendatang dan dinilai punya kans besar untuk menjabat sebagai orang nomor satu di Jambi berikutnya.

“Tiga pasangan sangat memungkinkan. Tiga pasangan itu salah satu nama kuat itu yang pertama adalah Al Haris, persoalannya apakah petahana akan mendapatkan dukungan politik dari Partai politiknya hari ini ? Saya rasa tidak, kontestasi akan berbeda di 2024. Yang kedua itu adalah Fasha, yang ketiga itu adalah Fadhil, dan kuda hitam yang paling kuat itu adalah Fadhil bukan Fasha bukan Haris,” bebernya.

Ia menambahkan alasan yang membuat dirinya mengatakan bahwa sosok sang Bupati Batanghari tersebut memiliki kans besar untuk menjadi Gubernur Jambi, yakni berdasarkan posisi strategis yang diembannya saat ini serta pemilih loyalis yang dimilikinya.

“Fadhil memiliki pemilih loyalis di Batanghari, yang tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Kemudian, Fadhil adalah pemegang Partai Ka’bah PPP. PPP memiliki pemilih loyalis, itu adalah pemilih ideologis yang sangat kuat,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa selain di wilayah Batanghari, Fadhil juga memiliki basis pemilih di Nahdhatul Ulama, karena menurutnya selain sang Bupati yang merupakan kader anshor, ia juga sempat mengklaim dirinya sebagai seorang Nahdiyin.

“Tapi ingat PPP itu adalah partai kuat yang memiliki pemilih ideologis. Yang punya pemilih ideologis itu ada PDIP kemudian PKB, PPP, nah Fadhil itu sudah menyatakan bahwa dirinya itu siapa ? Nahdhatul Ulama kan” tutupnya.

Baca Juga