Elpisina Imbau Masyarakat Kembali Hidupkan Semangat Gotong Royong dan Kepedulian Sosial

Bagikan

Batang Hari – Anggota MPR/DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Elpisina, menggelar agenda Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Desa Simpang Karmeo, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batang Hari, baru-baru ini.

Acara ini turut dihadiri tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, perangkat desa serta para ibu rumah tangga yang mengusung tema ‘Penguatan Gotong Royong dan Kepedulian Sosial sebagai Nilai Pancasila’,

Dalam sambutannya, Elpisina menyoroti memudarnya nilai-nilai sosial ditengah masyarakat, semangat gotong royong dan kepedulian sosial akibat pengaruh gaya hidup individualistik.

Ia menilai, perubahan pola hidup modern dan kemajuan teknologi membuat sebagian masyarakat mulai abai, terhadap nilai-nilai kebersamaan yang selama ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

“Sekarang banyak orang sibuk dengan urusan pribadi, bahkan antar tetangga kadang tidak saling kenal. Padahal semangat gotong royong itulah roh bangsa kita. Kalau itu hilang, maka hilang pula kekuatan sosial kita,” ujar Elpisina.

Anggota komisi XIII itupun menegaskan, bahwa di wilayah pedesaan seperti Desa Simpang Karmeo, nilai kebersamaan dan gotong royong justru menjadi modal utama pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, menurutnya, nilai-nilai Pancasila harus dihidupkan kembali dalam praktik nyata melalui kegiatan sederhana seperti tolong-menolong, kerja bakti, musyawarah desa, dan kegiatan sosial lainnya.

“Gotong royong bukan hanya soal kerja fisik, tapi juga semangat kebersamaan dan tanggung jawab sosial. Pancasila mengajarkan kita untuk tidak hidup sendiri-sendiri, tapi saling menopang dalam suka dan duka,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan di desa. Elpisina mendorong kemandirian dan solidaritas sosial sebagai bentuk nyata dari pelaksanaan nilai-nilai Pancasila di tingkat lokal.

“Kalau ada jalan lingkungan rusak, pos ronda yang roboh, atau keluarga yang butuh bantuan, jangan menunggu datangnya proyek atau bantuan. Mari kita bergerak bersama. Inilah semangat Pancasila dalam tindakan,” katanya.

Dalam sesi tanya jawab, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Simpang Karmeo, mengeluhkan bahwa banyak kegiatan gotong royong di desanya kini sulit berjalan karena masyarakat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

“Kalau dulu setiap minggu warga kumpul bersih-bersih desa, sekarang susah diajak. Rata-rata sibuk dengan urusannya masing-masing. Bagaimana cara kita membangkitkan semangat itu lagi, Pak?” tanyanya kepada Elpisina.

Menjawab pertanyaan tersebut, Elpisina menekankan pentingnya kepemimpinan sosial ditingkat lokal khususnya di desa tersebut, yang mampu menggerakkan masyarakat.

“Harus ada tokoh penggerak di setiap RT atau dusun yang jadi contoh. Kalau para pemimpinnya turun langsung dan turut memberi teladan, mudah-mudahan masyarakatnya juga ikut. Pemerintah desa juga bisa membuat kegiatan gotong royong yang dikaitkan dengan manfaat langsung, seperti perbaikan jalan menuju kebun atau sawah,” jawab Elpisina.

Sementara itu, salah seorang ibu-ibu PKK yang hadir pada kegiatan ini, menyoroti terkait menurunnya rasa kepedulian sosial antarwarga.

“Saya juga melihat Ning, sekarang kalau ada tetangga sakit atau kesusahan, tidak semua masyarakat kita mau datang menjenguk. Dulu hal seperti itu wajib atau menjadi tanggung jawab moril kita,” katanya.

Menanggapi hal itu, Elpisina mengajak masyarakat untuk menghidupkan kembali budaya saling peduli dan memperkuat hubungan sosial antarwarga.

“Kepedulian itu bagian dari sila kedua Pancasila, ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’. Kalau kita mengamalkan nilai yang terkandung dalam Pancasila ini, insyaallah desa kita menjadi aman, damai dan sejahtera,” pungkasnya.

Baca Juga