Elpisina Tegaskan PKB Harus Lepas dari Jerat Partai Menengah

Bagikan

JTIZEN.COM, JAMBI – Memperingati Hari Lahir ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ketua DPW PKB Provinsi Jambi, Elpisina, mengajak seluruh kader untuk merefleksikan perjalanan panjang partai sekaligus menatap tantangan ke depan dengan optimisme dan strategi yang matang.

“Bulan Juli inilah PKB lahir atau tepat pada 23 Juli 1998. Sudah 27 tahun,” ujar Elpisina dalam sambutannya.

Menurutnya, usia 27 tahun bukan lagi usia muda dalam dunia politik, melainkan fase kematangan. Ia menilai ini sebagai momen tepat bagi PKB untuk menilai capaian, menganalisis dinamika elektoral, serta memperkuat arah perjuangan politik ke depan.

Mengacu pada Pemilu 2024, Elpisina menyebut pesta demokrasi itu sebagai tantangan besar sekaligus batu loncatan signifikan bagi PKB.

“Pemilu kemarin jadi salah satu ujian terberat dalam sejarah partai, tapi juga titik balik penting. Kita berhasil meraih suara tertinggi sejak partai ini berdiri,” tegasnya.

Dirinya mengakui bahwa PKB menghadapi tekanan besar, mulai dari berbagai peristiwa dengan pengurus PBNU saat ini, tekanan politik terhadap elit partai, hingga persaingan dengan partai-partai Islam lainnya yang memecah basis suara tradisional.

Namun, kata Elpisina pencalonan Gus Muhaimin sebagai cawapres pada pilpres 2024 menjadi titik balik penting.

“Efek ekor jas dari Gus Muhaimin sangat nyata. Ini mendongkrak perolehan suara dan kursi PKB di semua level, nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota,” ungkap Elpisina.

Kendati demikian, ia mengingatkan agar PKB tidak terjebak dalam zona nyaman sebagai partai menengah yang stagnan.

“Kita harus belajar dari pengalaman pahit PPP yang gagal membaca zaman dan akhirnya tersingkir dari DPR. PKB harus adaptif terhadap perubahan sosial,” jelasnya.

Elpisina menekankan bahwa partai politik bukan hanya kendaraan elektoral, tapi juga saluran artikulasi publik. Ia mengutip pemikiran Giovanni Sartori dan Russell Dalton tentang pentingnya fungsi partai dalam sistem demokrasi modern.

“PKB harus menjadi partai yang hadir, bukan hanya di musim pemilu, tapi juga di tengah masyarakat melalui kerja nyata,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya keputusan strategis dalam Muktamar PKB 2024 di Bali, yang menghasilkan Platform Perjuangan Politik PKB (P3PKB) serta Program Perjuangan dan Agenda Partai (PPAK).

“P3PKB terdiri atas 11 kluster masalah utama yang menjadi fokus perjuangan PKB lima tahun ke depan. Sementara PPAK merupakan turunan konkrit dari platform itu,” jelas Elpisina.

Isu-isu yang diangkat dalam program tersebut mencakup keadilan ekologis, pengentasan kemiskinan, toleransi, serta perlindungan terhadap kelompok minoritas.

Namun, ia menegaskan bahwa semua program itu hanya bisa efektif jika ditopang oleh tiga hal utama: daulat partai, disiplin partai, dan semangat pembaruan.

“Pengurus dan kader tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Kita harus solid, satu visi. Menjadi bagian dari PKB bukan semata demi kekuasaan, tapi juga bentuk kesadaran keagamaan dan pengabdian,” pungkasnya.

Baca Juga