JTIZEN.COM, JAMBI – Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Elpisina turut menyoroti kebijakan tarif resiprokal sebesar 32 persen, yang ditetapkan Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.
Hal itu disampaikan Elpisina saat agenda reses yang dilakukannya di kantor DPW PKB Provinsi Jambi beberapa waktu lalu. Menurutnya, Indonesia perlu antisipasi kebijakan tarif tersebut tanpa terlibat perang dagang global.
“Caranya kita bisa kembangkan manufaktur dalam negeri. Kita harus produksi sendiri dengan cara tidak bergantung pada produk impor dari mereka,” ujar Elpisina.
Ning Elpis juga mendukung agar pemerintah pusat serta Pemprov Jambi, melalui kader PKB di DPRD Provinsi dapat menyederhanakan proses birokrasi, demi terciptanya iklim investasi yang lebih mudah dan kondusif.
“Ini yang juga kita harapkan, agar pemerintah dapat mempermudah birokrasi untuk menciptakan daya saing bagi industri nasional dan mendorong pemerintah untuk memperbanyak pendidikan vokasi,” tegasnya.
Selain itu, kemandirian UMKM dan beberapa kebijakan lain yang dapat mempertahankan industri nasional, serta daya saing ekspor menjadi bagian penting yang bisa ditempuh pemerintah, dalam menghadapi kebijakan tarif yang diberlakukan AS.
Sementara itu, pada kesempatan ini beberapa persoalan di daerah seperti persoalan lapangan kerja, sulitnya akses pendidikan turut menjadi pembahasan Elpisina bersama konstituen yang hadir.
Tingginya biaya pendidikan, lebih khusus pendidikan tinggi menjadi permasalahan yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di Provinsi Jambi.
“Pemerintah telah memberikan kesempatan, melalui beberapa kementerian atau instansi berupa beasiswa anak-anak kita yang ingin menempuh pendidikan perguruan tinggi,” katanya.
“Ini juga sudah dilakukan Pemprov Jambi melalui beasiswa S1 dan S3, yang juga akan segera diikuti oleh beasiswa S2, dan kita harap segera terealisasi,” pungkasnya.
Tak lupa, Elpisina juga memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok kepada warga yang hadir di akhir acara, sebagai bentuk kepedulian ditengah kondisi perekonomian yang dinamis.
